Kurang lengkap rasanya berwisata tanpa mencicipi kuliner khasnya. Bagi Anda yang pernah berkunjung ke Jogjakarta tentu sudah tidak asing dengan kuliner bercita rasa manis ini. Sejak beberapa abad silam, gudeg sudah dikenal oleh seluruh masyarakat sebagai makanan asal Jogja. Kuliner berbahan dasar nangka muda ini bahkan memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan lokal ataupun manca negara. Saking populernya, bahkan Yogyakarta juga memiliki julukan sebagai kota gudeg.
Tidak seperti masakan pada umumnya, mengolah gudeg tidak semudah memasak kangkung ataupun sayur asem. Ada cara khusus dalam memasak nangka muda supaya memiliki rasa yang khas. Cara memasak gudeg adalah merebus nangka muda dengan campuran gula kelapa, santan kental dan bahan lainnya dalam waktu sangat lama. Bahkan ada juga yang mencapai 24 jam sehingga citarasa gudeg sangat manis sesuai selera orang Jawa. Jika Anda tertarik untuk mencoba gudeg maka sempatkan waktu berkunjung ke Jogja dengan cara sewa bus Jogja demi perjalanan yang lebih mudah.
Dalam penyajiannya, biasanya gudeg ’’ditemani’’ oleh beberapa kudapan lain seperti telur rebus, ayam, tempe, tahu, kerupuk kulit, sambal goreng dan tentunya nasi putih hangat. Karena terbuat dari santan kelapa yang jumlahnya sangat banyak maka gudeg biasa disajikan bersama kuahnya.
Gudeg dengan kuah memang harus langsung dinikmati, akan tetapi untuk dijadikan oleh-oleh kini telah tersedia gudeg kering dengan kandungan kuah lebih sedikit sehingga mudah dibawa pulang. Gudeg kering ini tercipta karena banyaknya wisatawan yang ingin menghadiahkan makanan khas Jogja untuk sanak keluarga atau rekan di rumah. Semakin menarik, kini gudeg kering telah dikemas menggunakan ’’besek’’. Besek sendiri merupakan sebuah wadah yang dibuat dari anyaman bambu berbentuk kotak.
Selain besek, ada juga pedagang gudeg kering yang mengemas gudeg menggunakan kendil. Kendil adalah perabot dari tanah liat yang dibentuk dan dibakar sampai mengeras. Anda bisa menemui gudeg kendil di kawasan wisata Jogja daerah Mijilan yang memang terkenal sebagai sentra produsen gudeg Jogja.
Menelusuri Sejarah Gudeg
Mengambil paket liburan plus sewa bus pariwisata di Jogja saja tidak cukup tanpa mengenal lebih dalam tentang makanan khasnya. Ya, gudeg Jogja yang terkenal seantero negeri bahkan sampai ke luar negeri ini ternyata sudah ada sejak abad ke 15 silam.
Menurut cerita turun-temurun, dahulu kala ketika sedang dibangun kerajaan Mataram di sebuah lahan bernama alas Mentaok. Dalam proses pembangunan, banyak pohon-pohon ditebangi seperti pohon melinjo, pohon kelapa dan pohon nangka. Karena buah-buahan seperti melinjo, nangka dan kelapa jumlahnya sangat banyak maka para prajurit mengolahnya menjadi masakan yang kini kita kenal sebagai gudeg. Supaya masakan tidak gosong maka dalam mengolah masakan tersebut harus diaduk yang dalam bahasa Jawanya adalah ’’hangudek’’ sehingga masakan ini diberi nama gudeg.
Rekomendasi Gudeg Jogja Paling Laris
Warung Gudeg Djuminten
Rasa manis pada masakan memang terasa lezat bagi lidah orang Jawa. Akan tetapi tidak sedikit juga pelanggan rental sewa bus pariwisata Jogja yang kami kelola kurang cocok dengan rasa sayur terlalu manis. Kabar baiknya bagi Anda yang tidak menyukai gudeg dengan rasa dominan manis maka bisa mencoba warung gudeg Djuminten yang telah beroperasi sejak tahun 1926 lalu.
Dalam satu porsi menu gudeg terdapat nasi, krecek, ayam kampung ukuran besar, sambal serta nangka muda. Bagian menu yang masih dominan dengan rasa manis adalah gori (nangka muda). Selain gudeg yang terasa pas di lidah, ayam kampung berlumur areh di warung Djuminten terasa sangat gurih. Areh sendiri adalah endapan dari santan kelapa.
Tidak hanya menu makan saja yang lezat, minuman di sini juga unik dan menyegarkan. Anda bisa mencoba es beras kencur ataupun es tape dengan cita rasa manis bercampur asam karena terbuat dari tape hijau yang dicampur dengan gula murni.
Gudeg Mbah Lindu
Anda bisa meminta kami untuk memasukan warung Gudeg Mbah Lindu sebagai salah satu destinasi dalam paket wisata plus sewa bus murah Jogja. Menurut pengakuan Mbah Lindu, ia sudah berjualan gudeg sejak usia13 tahun. Kala itu Indonesia masih dikuasai oleh penjajah Belanda dan beliau berjualan secara keliling untuk mencukupi kebutuhan hidup.
Setelah memiliki cukup modal lantas Mbah Lindu membuka lapaknya di Jl Sosrowijayan. Awalnya warung gudeg Mbah Lindu berada di sebelah studio foto sebelum studio tersebut gulung tikar di akhir tahun 90an. Setelah toko tutup, lantas Mbah Lindu menjajakan gudeg di jalan gapura gang 2 Sosrowijayan antara Hotel Grage dan Hotel Malioboro. Kelezatan Gudeg Mbah Lindu semakin tekenal setelah ia masuk ke stasiun tv swasta yang dipandu oleh Dedy Corbuzer.
Gudeg Yu Djum di Jalan Kaliurang
Gudeg kering yang bisa dijadikan oleh-oleh untuk keluarga di rumah bisa Anda dapatkan di sebuah teras rumah kayu yang tampak sederhana. Ya, tempat ini adalah warung gudeg milik Yu Djum. Ia adalah pedagang gudeg kering yang sangat legendaris.
Sayur gudeg racikan Yu Djum memiliki rasa gurih dan manis yang pas, lengkap dengan sambal goreng krecek pedas. Anda bisa menikmati gudeg lengkap dengan irisan krecek yang dimasak dengan sambal, telur pindang, ayam suwir, opor ayam, tahu, ataupun tempe.
Harga gudeg Yu Djum ini sangatlah terjangkau. Satu porsi menu gudeg di banderol seharga 10 ribu rupiah sampai dengan 200 ribu rupiah. Harga satu porsi sangat tergantung dari menu tambahannya. Akan tetapi paket harga yang paling mahal jatuh pada paket gudeg kedil lengkap dengan 10 butir telur, sambal goreng, dan seekor ayam. Paket ini bisa dijadikan oleh-oleh karena mampu bertahan sampai dengan tiga hari.
Warung Lesehan Bu Pujo
Di sebelah sudut Bioskop Permata Anda bisa menemukan sebuah warung lesehan yang menyajikan menu gudeg basah. Gudeg racikan Bu Pujo ini memiliki kuah santan yang kental dengan rasa tidak terlalu manis. Awalnya pelanggan gudeg Bu Pujo adalah anak-anak muda yang ingin menyaksikan film di bioskop sebelum bioskop tersebut buka. Akan tetapi kini pelanggan warung lesehan yang satu ini merupakan para penggemar gudeg.
Berbeda dengan warung gudeg pada umumnya, gudeg Bu Pujo buka mulai dari jam 9 malam sampai dini hari. Setiap harinya, gudeg-gudeg yang tersaji di kuali akan habis tak bersisa. Yang lain dari gudeg ini adalah sambal krecek dan kuah arehnya sangat kental serta tambahan cabai rawit. Untuk tambahan lauk, Anda bisa memilih tahu, tempe, kepala ayam, ceker, telur pindang, ati ampela ataupun gending.
Gudeg Bu Ahmad
Di sebelah utara kampus UGM terdapat sebuah warung gudeg yang kini menjadi langganan para mahasiswa ataupun dosen UGM. Awalnya warung yang berdiri tahun 1950 silam ini menargetkan para kuli bangunan yang sedang membangun universitas tersebut. Saat awal dibuka, warung Bu Ahmad memiliki menu selain gudeg seperti soto dan nasi rames. Akan tetapi dari menu-menu yang ada, gudeg paling banyak peminatnya sehingga menu lain dihilangkan. Kini Anda bisa menikmati gudeg Bu Ahmad lengkap dengan menu pendamping seperti tahu, ampela, telur hingga ayam