Keraton Yogyakarta adalah salah satu lokasi yang dilewati oleh garis imajiner. Tentu bukan sebutan yang berlebihan jika Jogjakarta memiliki julukan kota budaya, salah satu penyebabnya adalah dampak dari keberadaan garis imajiner tersebut. Jogja juga satu-satunya wilayah di Pulau Jawa yang masih menggunakan sistem pemerintahan kerajaan dengan raja sebagai pemimpinnya. Oleh sebab itu istana tersebut menjadi salah satu daya tarik wisata Jogja.
Keraton Yogyakarta yang masih ditinggali oleh raja beserta permaisuri dan anak-anaknya memang boleh didatangi oleh para wisatawan dengan catatan mengenakan pakaian sopan dan bertindak sesuai aturan. Tentu sebuah kebanggaan tersendiri bisa menginjakkan kaki di keraton Yogyakarta karena bangunannya masih sangat kental dengan budaya Jawa serta kondisinya begitu megah.
Bahkan untuk bulan-bulan tertentu kami membuka paket wisata plus sewa bus pariwisata Jogja yang di dalamnya terdapat acara upacara ataupun prosesi di dalam Kerajaan seperti Caos Dahar, Nyebar Udhik-udhik dan lainnya.
Tujuh Kompleks Inti di Keraton Yogyakarta
Keraton yang didirikan oleh Hamengku Buwono I pada tahun 1755 silam ini memiliki tujuh kompleks inti yaitu:
- Siti Hinggil Ler atau Balairung Utara
- Kamandhungan Ler atau Kamandhungan Utara
- Sri Manganti
- Kedhaton
- Kamagangan
- Kamandhungan Kidul atau Kamadhungan Selatan
- Siti Hinggil Kidul atau Balairung Selatan
Tentu saja di dalam keraton terdapat benda-benda bersejarah lengkap dengan adat beserta pemangku adatnya. Hal ini membuat nilai mitologi dan filosofi senantiasa menyelimuti Keraton Yogyakarta.
Secara menyeluruh, kompleks bangunan-bangunan yang ada di Keraton Yogyakarta terdiri dari bangunan utama, bangunan pendamping serta halaman berselimut pasir yang berasal dari pantai selatan. Antara kompleks satu dengan lainnya dipisahkan oleh tembok dengan ukuran cukup tinggi dan dihubungkan oleh regol. Kebanyakan daun pintu di kompleks istana terbuat dari kayu jati tebal sehingga sangat kuat.
Ketika mengikuti paket wisata plus sewa bus murah Jogja Anda akan merasakan nuansa bangunan yang kental akan tradisi Jawa dengan sentuhan arsitektur Cina, Belanda dan Portugis pada beberapa bagiannya. Kebanyakan tiap kompleks memiliki bangunan berupa Joglo yang terbuka pada tiap sisinya atau disebut bangsal serta joglo yang tertutup dinding atau disebut gedhong (gedung). Sedangkan bangunan dengan atap bambu (kanopi) mereka sebut dengan nama tratag.
Fasilitas di Keraton Yogyakarta
Wisatawan yang sewa bus pariwisata Jogja untuk mengunjungi kraton tidak akan kecewa dengan fasilitas yang ada di sini karena Keraton Yogyakarta rupanya telah dilengkapi dengan fasilitas memadai. Hal ini disebabkan karena di samping sebagai area wisata, Keraton Yogyakarta juga menjadi tempat tinggal Gubernur Yogya sehingga fasilitas umumnya sangat lengkap. Selain area parkir yang luas, di sekitar istana terdapat sebuah masjid dan beberapa musola untuk tempat ibadah wisatawan muslim.
Setelah lelah menyusuri Istana Yogya, Anda bisa istirahat sambil menikmati kuliner khas kota ini yaitu gudeg. Jika ingin menginap juga terdapat hotel yang lokasinya tidak jauh dari keraton dengan tarif bervariatif. Untuk biaya sewa yang lebih murah, Anda bisa menginap di homestay.
Membeli oleh-oleh untuk sanak keluarga di rumah juga sangat mudah karena di sekitar kompleks istana berjejer toko-toko cenderamata seperti batik, replika keris, kaos, geplak, bakpia patok dan lain sebagainya. Jika tidak ingin capek berkeliling maka Anda bisa naik becak yang banyak tersedia di sekitar keraton.
Jalan kaki ataupun naik becak, berikut ini adalah beberapa bangunan yang bisa dikunjungi ketika Anda berwisata ke Keraton Yogyakarta.
Museum Sultan Hamengku Buwono IX
Museum yang dibangun pada tahun 1992 silam ini awalnya dibuat untuk mengenang sang mantan presiden Republik Indonesia, Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Seperti kita ketahui, Jogjakarta memiliki kaitan sangat erat dengan Negara Indonesia. Bahkan ibukota negara pernah dipindah ke Jogja pada tahun 1946 silam. Perpindahan ibukota ini disebabkan karena kedatangan Belanda yang membonceng sekutu sehingga presiden pertama Indonesia kala itu menjadikan Istana Yogya sebagai Istana Negara.
Di sini wisatawan bisa melihat secara langsung meja dan kursi yang digunakan untuk membahas serangan satu Maret. Selain itu di dalam museum Anda bisa melihat barang-barang milik Sultan Hamengku Buwono IX seperti alat tulis, jam, meja, foto, lencana dan lainnya. Di bagian sudut museum, Anda juga bisa melihat maklumat yang berisi bahwa Kesultanan Yogyakarta bersedia untuk menjadi bagian dari Negara Indonesia yang ditulis dalam tiga bahasa yang berbeda.
Museum Batik
Tidak jauh dari museum Hamengku Buwono IX, terdapat museum batik yang diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tahun 2005 silam. Para wisatawan bisa melihat aneka corak batik yang indah dan menawan. Selain itu terdapat juga alat-alat membatik yang digunakan dari masa ke masa. Di sini wisatawan tidak boleh memegang benda-benda yang ada dan hanya diperbolehkan melihatnya saja. Bahkan Anda juga tidak diperkenankan untuk mengambil foto kain batik yang ada supaya tidak diperjual belikan.
Tidak jauh dari museum, terdapat sebuah sumur yang kini sudah ditutup menggunakan kawat. Di dalam sumur tua tersebut terdapat uang logam berceceran yang dilempar oleh para wisatawan akan tetapi saat ini sudah dilarang melempar koin ke dalam sumur.
Sebagai pusat budaya Jawa, keraton Yogyakarta memang memiliki daya tarik yang begitu menakjubkan. Walaupun istana ini boleh dibuka untuk masyarakat umum akan tetapi ada beberapa bagian bangunan yang tidak boleh dikunjungi.
Wisata Sejarah dan Pertunjukan Seni
Bagi kamu pecinta wisata sejarah, sewa bus pariwisata di Jogja untuk mengunjungi Keraton Jogja setidaknya pernah dicoba walau sekali dalam seumur hidup. Selain menikmati bangunan keraton, Anda juga bisa mengenal budaya dan sejarah yang ada di sini. Tidak perlu bingung mencari sumber informasi mengenai seluk beluk kraton karena di sini terdapat jasa pemandu wisata yang akan menjelaskan pada wisatawan secara detail dari cikal bakal dan seluk beluk keraton Yogyakarta.
Setiap hari, di kompleks Keraton Yogya lebih tepatnya di Bangsal Sri Manganti diadakan pementasan seni. Untuk menonton pertunjukan wisatawan tidak dikenakan biaya alias gratis. Inilah yang menjadi salah satu daya tarik di Keraton Yogyakarta. Karena jadwal pertunjukan tidak menentu maka wisatawan harus mencari tahu terlebih dahulu.
Beberapa pertunjukan seni yang ditampilkan biasanya adalah seni tari, wayang kulit, wayang orang, musik gamelan, tembang macapat dan lain sebagainya. Karena dianggap unik, bahkan tidak sedikit wisatawan yang datang ke keraton hanya untuk menyaksikan pertunjukan seni.
Jika tertarik untuk berwisata ke Keraton Yogyakarta maka Anda bisa datang saat pagi hingga siang hari karena jam buka keraton adalah jam 9 pagi sampai dengan jam 2 siang dan khusus hari Jumat keraton dibuka mulai pukul 9 pagi dan tutup pukul 12 siang. Biaya masuk keraton untuk wisatawan lokal adalah Rp 7000 dan Rp 12500 untuk wisatawan manca negara.
Namun jika Anda mengambil paket wisata plus sewa bus dari rental kami maka sudah tidak perlu dipusingkan dengan jadwal, tiket masuk ataupun tarif pemandu wisata karena harga paket yang dibayarkan sudah termasuk akomodasinya. Jadwal kunjungan juga akan diatur oleh kami yang dibuat berdasarkan kesepakatan awal.